Bab Diadzabnya Orang Yahudi Di Kubur
Bab Diadzabnya Orang Yahudi Di Kubur merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 10 Muharram 1447 H / 6 Juli 2025 M.
Kajian Hadits Tentang Bab Diadzabnya Orang Yahudi Di Kubur
Dari Abu Ayyub Radhiyallahu ‘Anha, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar setelah matahari terbenam, lalu beliau mendengar suatu suara, maka beliau bersabda: ‘Itu suara orang-orang Yahudi yang sedang diadzab di dalam kuburnya (mereka).’” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan penetapan akan adanya adzab kubur. Adzab kubur menimpa badan dan roh. Namun, menurut Ibnul Qayyim, roh lebih dominan dibandingkan badan. Sebab, manusia kata beliau melewati empat fase. Diantaranya:
Fase pertama adalah alam janin. Pada fase ini, menurut Ibnul Qayyim, hubungan antara roh dan badan sangat lemah.
Fase kedua adalah alam dunia. Di fase ini, badan lebih dominan daripada roh, karena yang merasakan kenikmatan di dunia adalah badan.
Fase ketiga adalah alam kubur. Pada fase ini, roh lebih dominan daripada badan. Roh merasakan adzab dan kenikmatan secara nyata, sementara badan juga turut merasakannya, tetapi yang lebih dominan adalah roh.
Fase terakhir adalah alam akhirat, yaitu hari kiamat. Pada fase ini, hubungan antara roh dan badan sangat kuat dan sempurna, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Qayyim. Roh dan badan bersama-sama merasakan kenikmatan, demikian pula merasakan adzab secara sempurna.
Faedah yang lain dari hadits ini adalah di antara mukjizat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah diperdengarkannya kepada beliau adzab kubur.
Bab Tentang Ziarah Kubur Dan Memohonkan Ampunan Untuk Mayat
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
زَارَ النبيُّ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ، فَبَكَى وَأَبْكَى مَن حَوْلَهُ، فَقالَ: اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي في أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا، فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي، وَاسْتَأْذَنْتُهُ في أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا، فَأُذِنَ لِي، فَزُورُوا القُبُورَ؛ فإنَّهَا تُذَكِّرُ المَوْتَ.
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengunjungi kuburan ibunya, lalu beliau menangis, dan membuat sahabat juga menangis. Beliau bersabda: ‘Aku memohon izin kepada Rabbku untuk memohonkan ampun bagi ibuku, tetapi Dia tidak mengizinkanku. Dan aku memohon izin kepada-Nya untuk menziarahi kuburnya ibuku, maka Dia (Allah) mengizinkanku. Maka, ziarahilah kubur-kubur, karena sesungguhnya ziarah itu mengingatkan kalian kepada kematian.’” (HR. Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengizinkan rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk memohon ampun kepada ibunya karena ibu beliau meninggal dalam kafir, sedangkan tidak diperbolehkan bagi kita untuk memohonkan ampunan bagi orang yang mati dalam keadaan kafir.
Allah berfirman:
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَٱلَّذِينَ آمَنُوٓا أَن يَسْتَغْفِرُوا۟ لِلْمُشْرِكِينَ
“Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik.” (QS. At-Taubah [9]: 113)
Hadits ini menunjukkan bahwa orang tua Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berada di dalam api neraka. Inilah yang sering ditentang oleh banyak orang, padahal pendapat yang menyatakan bahwa orang tua Nabi berada di neraka adalah pendapat jumhur ulama. Muhammad bin al-Amin asy-Syinqīṭī menyebutkan tiga pendapat:
Pendapat pertama adalah pendapat mayoritas ulama, yang menyatakan bahwa orang tua Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berada di neraka.
Pendapat kedua menyatakan bahwa orang tua Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berada di surga. Ini adalah pendapat yang dibela oleh Imam as-Suyūṭī.
Pendapat ketiga adalah tawakkuf (berhenti tanpa memastikan), dan inilah yang dipilih oleh Syekh Muhammad bin al-Amin asy-Syinqīṭī, di mana beliau lebih cenderung memilih sikap tawakkuf.
Syekhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanya, apakah ada hadits yang shahih bahwa Allah menghidupkan kembali kedua orang tua Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu keduanya masuk Islam, kemudian meninggal lagi?
Beliau menjawab, “Tidak ada seorang pun dari ahli hadits yang menilainya shahih. Bahkan, semua orang yang memahami ilmu hadits sepakat bahwa hadits-hadits tersebut adalah dusta dan dibuat-buat. Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan para ahli hadits bahwa riwayat tentang kedua orang tua Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hidup kembali lalu masuk Islam adalah hadits palsu yang kepalsuannya sangat jelas. Riwayat tersebut tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadits yang menjadi rujukan. Tidak terdapat dalam kitab shahih, sunan, musnad, maupun dalam buku-buku hadits terkenal lainnya. Bahkan, tidak pula disebutkan oleh para ulama yang menulis kitab sejarah ataupun tafsir.”
Inilah pendapat yang shahih, yaitu kedua orang tuan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah di neraka. Oleh karena itu, pendapat yang menyatakan bahwa kedua orang tua Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berada di neraka, sama sekali bukan dalam rangka mencela, mencaci maki, atau merendahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, melainkan karena adanya hadits yang shahih.
Faedah lain yang dapat diambil dari hadits ini adalah bahwa tidak setiap ahlul fatrah diberikan uzur. Padahal, kedua orang tua Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, termasuk dalam kategori ahlul fatrah. Apa itu ahlul fatrah? Ahlul fatrah adalah orang-orang yang hidup pada masa kekosongan dari diutusnya nabi dan rasul.
Hadits ini uga menunjukkan adanya anjuran untuk ziarah kubur. Apa tujuan ziarah kubur? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ
“Sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan kematian.” (HR. Muslim)
Selain itu juga mendo’akan mayit yang ada di dalam kuburan yang diziarahi.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55294-bab-diadzabnya-orang-yahudi-di-kubur/